Terimakasih atas kunjungannya, semoga apa yang Anda cari dapat bermanfaat

Sabtu, 13 Oktober 2012

Alokasi Biaya



BAB I
PENDAHULUAN


      Di dalam suatu perusahaan manajer dituntut untuk dapat mengelola perusahaan yang dipimpinnya sebaik mungkin. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah tujuan utama yang hendak dicapai oleh perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajer dalam mengelola alokasi biaya dalam perusahaan yang dipimpinnya tersebut hingga mencapai tujuan yang dikehendaki perusahaan tersebut.

      Ukuran keberhasilan manajer dalam memimpin sebuah perusahaan dapat dilihat dari laba yang dihasilkan selama periode tertentu. Manajer juga dituntut untuk dapat melihat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi maupun kesempatan-kesempatan atau peluang-peluang yang ada dimasa yang akan datang, jangka pendek maupun panjang. Tugas manajemen adalah merencanakan masa depan perusahaan agar tujuan final dari perusahaan tersebut dapat terealisasikan dan sedapat mungkin semua kemungkinan dan kesempatan dapat direncanakan dan bagaimana menghadapinya.












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Alokasi Biaya

Alokasi biaya (cost allocation) merupakan suatu proses rutin yang tidak dapat dihindari oleh setiap manajer akuntansi didalam perusahaan. Masalah alokasi biaya erat kaitannya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana cara perusahaan mengalokasikan biaya-biaya overhead atau biaya support pada departemen lain dan pada produk-produk perusahaan.
Permasalahan yang paling sulit di dalam alokasi biaya adalah bagaimana untuk menetapkan basis pembebanan biaya yang paling mewakili serta memberikan keadilan kepada setiap pihak. Kesalahan dalam penentuan dasar alokasi dapat berakibat pada biaya barang yang laku dipasaran menjadi lebih mahal dari pada biaya barang yang kurang laku dipasaran.
Untuk lebih memahami tentang konsep alokasi biaya, berikut adalah istilah-istilah yang penting yang berkaitan dengan pembahasan masalah.
·         Pool Biaya (Cost Poo) adalah pengelompokkan atas sekelompok biaya individual ke dalam suatu pool cost center dimulai dari sseluruh biaya manufaktur perusahaan dalam arti luas atau biaya pemotongan sebuah mesin logam dalam arti sempit.
·         Penggerak Biaya (Cost Driver) merupakan suatu factor yang digunakan untuk mengukur bagaimana biaya terjadi dan atau cara terbaik membebankan biaya yang timbul karena adanya suatu aktifitas atau produk.
·         Pembebanan Biaya (Cost Assignment) pembebanan biaya merupakan sutau proses dalam menelusuri akumulasi biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan objek biaya dan pengalokasian akumulasi biaya yang mempunyai hubungan tidak langsung dengan objek biaya.
·         Objek Biaya (Cost Object) merupakan sasaran dimana biaya akan dibebankan untuk tujuan manajemen.
·         Penelusuran Biaya (Cost Tracing) merupakan istilah spesifik yang digunakan untuk menggambarkan pembebanan terhadap biaya langsung suatu objek[1].

Peran-peran Stratejik dan Etis dari Alokasi Biaya
      Sejumlah isu-isu stratejik dan etis penting dalam alokasi biaya:
1)      Isu etis muncul pada saat biaya dialokasikan untuk produk atau jasa yang dihasilkan untuk suatu pasar kompetitif maupun suatu agen umum atau departemen pemerintah. Metode pengalokasian biaya dengan mengubah biaya-biaya manufaktur dari produ-produk yang kompetitif kepada produk-produk cost-plus
2)      Isu kedua dan berhubungan dalam menerapkan metode-metode alokasi biaya adalah keadilan atau isu yang muncul pada saat pemerintah memberikan penggantian biaya-biaya suatu lembaga swasta atau pada saat pemerintah menyediakan suatu jasa untuk suatu ongkos kepada umum

Tujuan Alokasi Biaya
1.      memotivasi manajer untuk berprestasi pada suatu tingkat usaha yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen puncak
2.      memberikan insentif yang benar bagi para manajer-manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang konsisten dengan tujuan-tujuan manajemen puncak
3.      secara adil menentukan reward yang diperoleh oleh manajer-manajer atas usaha dan keterampilan mereka dan untuk keefektifan pembuatan keputusan mereka.[2]
4.      mencari keuntungan secara financial
5.      mencari pelanggan baru
6.      memperluas jaringan pemasaran
7.      menambah/mengembangkan produk
Ø  factor intrn yang mendorong pengembangan produk
·         terjadinya kelebihan kapasitas dalam perusahaan yang perlu diperhatikan
·         adanya hasil sampingan yang mungkin masih dapat dibuat dalam suatu jenis produk lain
·         adanya usaha untuk menggunakan bahan yang sudah ada dalam memperoduksi suatu produk yang mempunyai nilai yang tinggi
Ø  factor ekstern yang mendorong pengembangan produk
·         adanya persaingan yang dekat dengan suatu produk saingan, dimana produk saingan agak unggul
·         adanya usaha menjadi leader dalam suatu jenis produk tertentu disamping akan menaikkan prestise
·         adanya kemunduran dalam permintaan produk yang sudah ada, terutama karena adanya perbedaan harga dengan produk lain yang lebih murah.[3]

Tahapan Proses Alokasi Biaya
Menurut Armanto Witjaksono dalam bukunya Akuntansi Biaya (2006), tahapan-tahapn dalam melakukan proses alokasi biaya adalah sebagai berikut:
a.       Tahap pertama melakukan alokasi biaya kepada pusat pertanggungjawaban dengan cara mengidentifikasi biaya-biaya yang akan dialokasikan terhadap objek biaya termasuk juga identifikasi atas dasar alokasi (allocation base) dari objek biaya tersebut. Missal: jumlah jam kerja pegawai, jumlah pegawai, jumlah jam mesin, dll.
b.      Tahap kedua melakukan perhitungan atas tariff alokasi (allocation rate). Tariff alokasi merupakan rate yang digunakan pada saat pengalokasian biaya.

B.     Metode Alokasi Biaya

1.      Metode Alokasi Biaya-Biaya Support
Penentuan atas metode alokasi biaya tergantung dari kebutuhan perusahaan serta apakah alokasi tersebut bersumber dari satu departemen penunjang atau dari banyak departemen penunjang.

1)      Metode Alokasi Biaya Dari Satu Departemen Penunjang
Menurut Hansen dan Mowen dalam bukunya Cost Management Accounting and Control  (2005) metode alokasi biaya dari satu departemen penunjang terdiri atas:

a)      Single Rate Method / Dual Rate Method
Metode alokasi biaya single-rate-cost mengelompokkan semua biaya dalam satu biaya pool dan mengalokasikan ke objek biaya dengan menggunakan tariff per unit yang sama dari single allocation base.
Sedangkan dalam metode dual-rate-cost, metode ini akan mengelompokkan dulu semua biaya pool menjadi dua sub biaya pool (variable-cost sub pools & fixed cost pool). Kemudian akan ditentukan basis alokasi dan tarif per unit alokasi yang berbeda untuk jenis biaya tetap dan jenis biaya variable.
Keuntungan menggunakan metode alokasi single rate ini adalah mudah dalam pelaksanaannya. Sedangkan keuntungan dari penggunaan metode dual rate adalah dapat memberikan indikasi atau sinyal kepada manajemen tentang bagaimana biaya variable dan biaya tetap akan bereaksi secara berbeda.

b)      Budgeted Rate Or Actual Rate
Dengan menggunakan metode budget rate, pengguna jasa dari departemen tersebut dapat mengetahui lebih awal estimasi atas biaya-biaya yang ditagihkan tersebut. Keuntungan lainnya yakni membantu memotivasi manajer untuk memperbaiki kinerja efisiensi. Kelemahannya bahwa manajer atas departemen dimana biayanya  akan dialokasikan tidak mempunyai gambaran atas tarif yang digunakan pada periode tersebut. Sebaliknya ketika metode biaya actual digunakan, manajer tersebut juga tidak mengetahui rate/tarif yang digunakan sampai dengan akhir periode akuntansi.

2)      Metode Alokasi Biaya Dari Banyak Departemen Penunjang

Problem bagi alokasi biaya timbul ketika proses alokasi terjadi pada dua atau lebih departemen penunjang dimana biaya departemen jasa ini dialokasikan kepada departemen lainnya, sementara departemen ini juga memberikan support reciprocal kepada support departemen lainnya. Contohnya departemen HRD yang memberikan service kepada departemen legal, dimana departemen legal juga memberikan service kepada departemen HRD. Colin Drury (1992) membagi metode alokasi dari Multiple Support Department sebagai berikut:
1)      Metode alokasi langsung (Direct Method)
Metode ini tidak mengalokasikan biaya support dari satu support department ke support department lainnya.
2)      Metode alokasi bertahap (step down method)
Metode alokasi ini mempunyain dasar bahwa biaya-biaya yang timbul pada departemen penunjang akan dialokasikan terlebih dahulu ke departemen penunjang lainnya.
3)      Metode alokasi timbale balik (recioprocal method)
metode ini mengalokasikan biaya departemen support dengan secara penuh mengakui service timbal balik (mutual service) yang diberikan diantara semua departemen penunjang.


2.      Metode Alokasi Biaya-Biaya Common
Biaya-biaya common merupakan biaya-biaya yang timbul dari pengoprasian suatu fasilitas, kegiatan operasional atau aktifitas yang ditanggung oleh dua atau lebih pengguna jasa atau user. Biaya common merupakan objek biaya yang ditanggung bersama oleh dua atau lebih user tujuan dari pengalokasian biaya common adalah untuk mengalokasian biaya secara proporsional dengan menggunakan basis biaya dari setiap individual.
Menurut Hansen dan Mowen (2005) terdapat beberapa metode alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari common cost antara lain:

a)      Metode Alokasi Stand Alone Common Cost
Metode ini menggunakan informasi yang menyinggung bahwa setiap objek biaya adalah suatu kesatuan yang terpisah untuk menentukan bobot alokasi biaya. Contohnya biaya common suatu penerbangan sebesar $ 1,500 dari Jakarta-Moscow dan biaya tiket pulang dan pergi adalah $ 1,200 dan $ 800. maka alokasi biaya common tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan bobot sebagai berikut:

Pegawai Moscow =
Pegawai Jakarta    =

Metode alokasi ini menekankan adanya persamaan ekuitas dan prinsip keadilan karena setiap pegawai akan mendapatkan bagian persentase dari total biaya yang dibandingkan dengan biaya yang timbul dari masing-masing pekerjaan.

b)      Metode Alokasi Incremental
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan ranking atas setiap objek biaya serta menggunakan ranking tersebut sebagai dasar untuk mengalokasi biaya diantara objek tersebut.

c)      Metode Alokasi Joint Cost
Alokasi biaya juga dibutuhkan pada saat suatu perusahaan mempunyai produk gabungan.[4] Metode yang paling sering digunakan untuk mengalokasikan joint cost pada produk bersama adalah:
1)      Physical measures
Menggunakan suatu ukuran fisik seperti poin, galon, yard, atau unit-unit atau volume yang dihasilkan pada titik split off untuk mengalokasikan joint cost pada produk bersama.
Keunggulan:
·         Mudah untuk digunakan
·         Kriteria untuk alokasi joint costnya bersifat obyektif
Keterbatasan
·         Mengabaikan kemampuan menghasilkan penerimaan dari produk-produk individual yang dapat sangat bervariasi diantara produk bersama
·         Keunikan dari masing-masing produk
2)      Sales value
Metode ini mengalokasikan biaya bersama ke produk bersama berdasarkan nilai jual relatif pada saat terpisah
Keunggulan
·         Mudah untuk diperhitungkan
·         Dialokasikan menurut penerimaan produk individual
Keterbatasan
·         Dalam beberapa industri harga-harga pasanya terus menerus berubah
·         Harga penjualan pada split off mungkin tidak tersedia karena pemrosesan tambahan diperlukan sebelum produk tersebut dapat dijual
3)      Net realizable values
Nilai penjualan produk yang diperkirakan pada titik split off, dibuat dgb mengurangkan biaya-biaya pemrosesan dan penjualan tambahan diatas titik split off dari nilai penjualan mutlak produk.
Keunggulan:
·         Metode ini menghasilkan alokasi profitabilitas yang dapat diperkirakan dan dapat diperbandingkan
Keterbatasan
·         Metode ini kurang objektif karena nilai penjualan menggunakan suatu harga pasar yang obyektif pada split off

Penentuan biaya produk bersama
1)      Produk bersama adalah produk-produk dari proses produksi yang sama yang memiliki nilai-nilai penjualan yang relatif besar.
2)      Produk sampingan adalah produk-produk yang nilai penjualan totalnya kecil jika dibandingkan dengan nilai penjualan produk bersama diklasifikasikan
3)      The split off point adalah titik dalam proses produksi dimana produk bersama individual dapat di identifikasikan untuk pertama kalinya
4)      Additional Procesing cost atau separable cost adalah biaya-biaya tambahan yang muncul setelah titik split off dapat di identifikasikan secara langung dengan produk-produk individual[5]

d)     Kendala Dalam Mengimplementasi Metode Alokasi Biaya
Menurut Edward J. Blocher, Chen dan Lin dalam bukunya Cost Management-A Manajerial Emphasis (2005), terdapat 4 permasalahan mendasar yang dihadapi oleh manajemen dalam menentukan metode alokasi biaya departemen:
1)      Kesulitan dalam menentukan dasat alokasi
2)      Biaya tetap dan biaya variable yang terpisah
3)      Jumlah yang dianggarkan vs jumlah yang sesungguhnya
4)      Biaya-biaya yang dialokasikan dapat melebihi biaya pembelian eksternal[6]

3.      Alokasi Biaya Departemen Jasa Dan Produksi
1)      Tahap pertama: Alokasi Awal pada departemen-departemen
Tahap pertama dalam alokasi biaya departemental memiliki dua bagian:
b.      Untuk melacak biaya-biaya manufaktur langsung dalam pabrik pada masing-masing departemen jasa dan produksi yang menggunakannya
c.       Untuk mengidentifikasi biaya-biaya manufaktur tidak langsung dalam pabrik dan mengalokasikannya pada masing-masing departemen jasa dan produksi.
2)      Tahap kedua: Alokasi Biaya-biaya departemen jasa pada departemen produksi
Terdapat tiga metode untuk mengalokasikan biaya-biaya departemen jasa.
d.      Metode langsung
Metode ini mengabaikan aliran-aliran resiprok. Alokasi biaya dilakukan hanya dengan menggunakan aliran-aliran jasa pada departemen-departemen produksi dan menentukan bagian dari setiap jasa yang digunakan departemen produksi.
e.       Metode bertahap (the step method)
Metode ini menggunakan suatu urutan langkah (the step method) dalam alokasi biaya-biaya departemen jasa pada departemen-departemen produksi.
·         Langkah pertama: Salah satu dari departemen jasa dipilih untuk dialokasikan sepenuhnya, artinya, departemen-departemen jasa lain sebagaimana juga pada masing-masing departemen-departemen produksi.
·         Langkah kedua: Departemen jasa duadialkoasikan pada kedua departemen produksi dengan menggunakan metode langsung.
·         Langkah ketiga
f.       Metode timbal balik
Metode ini memperhitungkan semua reciprocal flow antara departemen-departemen jasa. Ini didukung dengan menggunakan persamaan-persamaan simultan: aliran-aliran resiprok secara bersama-sama ditentukan dalam suatu sistem persamaan
3)      Tahap ketiga : Alokasi pada produk-produk
Untuk taha ketiga, mengalokasikan biaya-biaya departemen produksi pada produk-produk
4)      Isu-isu implementasi
Keempat isu yang harus dipertimbangkan pada saat menggunakan metode-metode alokasi biaya departemen adalah:
·         Kesulitan dalam menentukan suatu dasar alokasi yang sesuai
·         Memisahkan biaya-biaya variabel dan tetap (disebut sebagai deal allocation)
·         Menggunakan jumlah-jumlah yang dianggarkan daripada senyatanya
·         Kasus-kasus pada saat biaya-biaya yang dialokasikan melebihi harga pembelian luar





KESIMPULAN

      Pada dasarnya tujuan dan metode alokasi biaya dalam sebuah perusahaan adalah untuk memotifasi manajer untuk secara sungguh-sungguh meningkatkan prestasi guna mencapai tujuan perusahaan, memberikan insentif yang benar bagi manajer yang telah mengambil keputusan konsisten dengan tujuan perusahaan, secara adil menentukan reward untuk manajer sesuai dengan usaha dan ketrampilannya. Manajer juga dituntut sepandai mungkin mengalokasikan segala bentuk biaya di dalam suatu perusahaan agar tujuan perusahaan dapat terpenuhi.




















DAFTAR PUSTAKA


            Assauri Sofyan, Manajemen Pemasaran Dasar, Jakarta: PT RajaGrafindo
                        Persada, 2002

Samryn, Akuntansi Manajerial, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001


            Chris Bambang Herupermadi, Tinjauan Atas-Literatur.PDF

           


[1] Chris Bambang Herupermadi, Tinjauan Atas-Literatur.PDF
[3] Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), Hlm. 200
[4] Chris Bambang Herupermadi, Tinjauan Atas-Literatur.PDF
[6] Ibid, Chris Bambang Herupermadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis disini