BUKTI DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN SEBAGAI SUATU CARA PENGUMPULAN
BUKTI
M. UTAMA NASUTION
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
A. PENDAHULAN
Pemeriksaan adalah suatu proses
sistematik yang dilakukan oleh orang yang independen untuk mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti-bukti mengenai sejumlah informasi yang berhubungan dengan
kesatuan ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
sejumlah informasi tersebut dengan persyaratan-persyaratan yang telah
ditetapkan.
Sebagai dasar untuk memberikan
pendapat atas laporan keuangan yang diperiksanya, akuntan publik harus
mengumpulkan bukti-bukti dalam pemeriksaannya. Meskipun catatan kwitansi
menyediakan bukti pemeriksaan yang cukup untuk mendukung pendapat anditor,
namun catatan tersebut bukan satu-satunya bukti pemeriksaan yang dikumpulkan
oleh auditor.
Pengumpulan bukti pemeriksaan dapat
dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap aktiva, wawancara, serta melalui
berbagai sumber di luar pemeriksaan klien. Standar pekerjaan lapangan ketiga
menyatakan:
“Bukti andit kompeten yang cukup harns diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan”.
Ukuran keabsahan bukti tersebut untuk
tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor independen. Bukti audit
sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang
diauditnya. Ketepatan sasaran, objektivitas, ketepatan waktu dan keberadaan
bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan, seluruhnya berpengaruh terhadap
kompetensi bukti.
B. KOMPETENSI BUKTI PEMERIKSAAN
Kompetensi bukti pemeriksaan
dimaksudkan sebagai suatu tingkat dimana bukti-bukti yang diperoleh dapat
dipercaya. Jika bukti-bukti yang diperoleh dipertimbangkan sangai kompeten,
maka hal ini akan sangat membantu auditor dalam menentukan bahwa laporan
keuangan yang diperiksanya telah disajikan secara wajar.
Untuk dapat dikatakan kompeten,
bukti-bukti pemeriksaan bergantung kepada beberapa faktor.
Pertimbangan-pertimbangan yang telah dilakukan secara luas dalam pemeriksaan
antara lain adalah:
- Relevan ( Relevance)
- Sumber perolehan (Sources)
- Ketepatan waktu (Timeliness)
- Objektifitas (Objectivity)
RELEVAN
Bukti yang diperoleh haruslah berhubungan dengan tujuan auditor.
Jika tujuan auditor adalah untuk menentukan keberadaan (existence) suatu
persediaan, auditor dapat memperoleh bukti dengan mengadakan observasi secara
langsung terhadap persediaan tersebut tetapi, bukti tersebut bisa tidak relevan
dalam hal menentukan apakah persediaan tersebut milik klien atau dalam hal
penilaiannya. Jadi dalam hal ini, suatu bukti mungkin relevan dalam suatu
tujuan audit, tetapi tidak relevan dalam tujuan audit yang lain.
©2004
Digitized by USU digital library 1
SUMBER PEROLEHAN
Beberapa
situasi atau keadaan yang berhubungan dengan sumber perolehan bukti dapat
mempengaruhi kompetensi bukti tersebut Misalnya seorang auditor bermaksud
mendapatkan bukti mengenai jumlah hutang seorang langganan. Langganan tersebut
dapat ditanyai secara langsung mengenai saldo hutangnya, atau auditor dapat
memeriksa bukti pengiriman barang dan tembusan faktur penjualan untuk
transaksi-transaksi yang berhubungan dengan saldo hutang tersebut. Dalam hal
ini, bukti yang diperoleh dari sumber pertama dianggap lebih kompeten jika
dibandingkan dengan sumber yang diperoleh dengan cara ke dua.
Secara
garis besarnya sumber-sumber informasi yang dapat mempengaruhi kompetensi bukti
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1.
Apabila bukti yang diperoleh berasal dari sumber yang independen di luar
perusahaan bukti tersebut dapat memberikan jaminan yang keandalan yang lebih
besar dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu
sendiri.
2.
Semakin effektif struktur pengendalian intern perusahaan, semakin besar jaminan
yang diberikan mengenai keandalan data akuntansi dan laporan keuangan.
3.
Pengetahuan auditor secara pribadi dan secara langsung yang diperoleh melalui
pemeriksaan fisik, pengamatan, perhitungan, dan inspeksi lebih bersifat
meyakinkan dibandingkan dengan infonnasi yang diperoleh secara tidak langsung.
KETEPATAN
WAKTU (TIMELINESS)
Ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal pada
waktu bukti itu terjadi. Ketepatan waktu ini penting terutama dalam melakukan
penilaian terhadap aktiva lancar, hutang lancar, dan yang berhubungan dengan
saldo-saldo daftar rugi laba. Untuk perkiraan-perkiraan ini auditor mencari
bukti apakah klien telah melakukan cutoff yang tepat terhadap transaksi kas,
penjualan dan pembelian pada tanggal dilaporkan. Hal ini memungkinkan apabila
auditor melakukan prosedur audit menjelang atau pada tanggal tersebut. Jadi
dalam hal ini bukti yang diperoleh dari perhitungan fisik pada tanggal neraca
akan menghasilkan bukti perhitungan yang lebih baik dibandingkan perhitungan
yang dilakukan sesudah waktu tersebut.
OBJEKTIVITAS
Bukti
yang bersifat objektif umtmmya lebih dapat dipercaya. Misalnya, bukti yang
diperoleh
dari pihak luar perusahaan yang independent akan lebih objektif daripada bukti
yang semata-mata diperoleh dari klien itu sendiri.
Dalam
menilai objektifitas suatu bukti, perlu juga penilaian mengenai kualifik
personal yang menyediakan bukti tersebut.
Sesuai
dengan standar pekerjaan lapangan, audit yang dilakukan auditor independen
bertujuan untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk dipakai
sebagai dasar yang memadai dalam merumuskan pendapatnya.
Kompetensi
data akuntansi yang mendasari dan informasi yang menguatkan, secara langsung
berhungan dengan efektifuya internal control klien.
C.
CUKUP ATAU TIDAKNYA BUKTI PEMERIKSAAN
Jumlah bukti yang diperoleh menentukan cukup
tidaknya (sufficiency) bukti tersebut. Jumlah ini diukur melalui ukuran sampel
yang diambil oleh auditor.
Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai cukup tidaknya
suatu bukti yang diperlukan, antara lain:
©2004
Digitized by USU digital library 2
1. Tingkat Materialitas dan Resiko.
2.
Faktor-faktor Ekonomi.
3.
Ukuran Dan Kharakteristik Populasi.
TINGKAT
MATERIALITAS DAN RESIKO.
Secara umum, bukti yang diperlukan bagi
perkiraan-perkiraan yang materiil terhadap laporan keuangan akan lebih banyak
dibandingkan bagi perkiraan-perkiraan yang kurang atau tidak materiil. Jadi,
dalam melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan industri, jumlah bukti yang
diperlukan untuk mendukung pemeriksaan persediaan akan lebih besar dibandingkan
dengan jumlah yang diperlukan dalam pemeriksaan biaya yang dibayar dimuka.
Demikian juga sama halnya perkiraan-perkiraan
yang kelihatannya diragukan akan memerlukan bukti yang lebih banyak
dibandingkan dengan perkiraan-perkiraan yang kelihatannya benar. Misalnya,
resiko terjadinya kesalahan dalam penilaian persediaan biasanya lebih besar
dibandingkan dengan penilaian terhadap tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya
bangunan.
FAKTOR-FAKTOR
EKONOMI
Auditor
bekerja dalam batas-batas pertimbangan ekonomis, jangka waktu yang pantas, dan
dengan biaya yang wajar dalam memperoleh bukti-bukti yang diperlukan. Dalam hal
ini auditor harns memutuskan dengan menggunakan pertimbangan profesionalnya
apakah bukti audit yang tersedia dengan batasan waktu dan biaya cukup memadai
untuk mendukung pernyataan pendapatnya.
Sebagai pegangan, harus terdapat hubungan yang
rasional antara biaya untuk mendapatkan bukti dengan manfaat informasi yang
diperoleh. Masalah kesulitan dan biaya pengujian suatu perkiraan bukan
merupakan dasar yang sah untuk menghilangkan pengujian tersebut dalam proses
audit.
UKURAN
DAN KHARAKTERISTIK POPULASI.
Ukuran populasi dimaksudkan sebagai jumlah item-item
yang terdapat pada populasi tersebut, seperti jumlah transaksi penjualan dalam
jumlah penjualan, jumlah perkiraan langganan di dalam buku besar piutang.
Umumnya, semakin besar populasi, semakin besar pula jumlah bukti yang
diperlukan untuk mendapatkan dasar yang masuk akal untuk mencapai kesimpulan
tentang populasi itu. Tetapi hubungan yang pasti antara populasi dan ukuran
sampel bergantung pada tujuan dan sifat rencana pengambilan sampel yang
dipergunakan.
Kharakteristik populasi termasuk kesamaan atau
keanekaragaman item-item yang terdapat pada populasi tersebut. Dalam hal
piutang dagang, salah satu faktor tersebut adalah jarak (range) jumlah rupiah
saldo perkiraan piutang masing-masing langganan yang terdapat pada jumlah
secara total piutang tersebut. Umumnya, diperlukan sampel yang lebih besar yang
menghasilkan informasi lebih menguatkan, untuk mencapai kesimpulan mengenai
variasi populasi dibandingkan dengan populasi yang seragam.
D.
JENlS -JENIS BUKTI PEMERIKSAAN
Dalam memutuskan audit prosedur yang mana yang
akan digunakan, ada beberapa jenis bukti-bukti pemerikasaan yang dapat dipilih
oleh auditor, antara lain:
-
Bukti Analitis (Analyttical Evidence)
-
Bukti Dokumentasi (Docwnentary Evidence)
-
Konfirmasi (Confinnations)
-
Pernyataan Tertulis (Written Representations)
-
Bukti Matematis (Mathematical Evidence)
-
Bukti Lisan (Oral Evidence)
-
Bukti Fisik (Physical Evidence)
-
Bukti Elektronik (Electronic Evidence)
©2004
Digitized by USU digital library 3
BUKTI ANALISIS
Bukti analitis adalah bukti yang diperoleh
melalui perbandingan-perbandingan dan hubungan-hubungan data untuk menentukan
apakah saldo perkiraan yang ditunjukkan cukup masuk akal. Misalnya antara total
pendapatan dengan return on assaets. Tingkat keandalan bukti analitis ini
tergantung pada relevannya data yang diperbandingkan. Misalnya, jika tidak ada
perubahan yang significant dari segi sifat maupun ukuran kegiatan operasi
perusahaan, dan faktor-faktor lainnya dari tahun-tahun yang lain, maka suatu
perbandingan historis penjualan bulanan dengan data penjualan bulanan periode
sekarang dapat menghasilkan bukti analitis mengenai kewajaran total pendapatan
yang dilaporkan untuk periode sekarang.
Untuk perkiraan-perkiraan tertentu yang tidak
materiil, mungkin hanya bukti analitis ini saja sudah cukup.
Untukperkiraan-perkiraan yang lain, jenis bukti pemeriksaan yang lain dapat
dikurangi bila bukti analitis menunjukkan bahwa suatu saldo perkiraan kelihatan
cukup beralasan.
Dalam beberapa hal, bukti analitis juga digunakan
untuk memisahkan perkiraan-perkiraaan atan transaksi-transaksi yang harns
diselidiki lebih lanjut untuk membantu dalam memutuskan apakah penyelidikan
tambahan masih diperlukan. Misalnya, perbandingan antara jumlah biaya antara
jumlah biaya reparasi tahun sekarang dengan tahun lalu dan penyelidikan
perbedaan yang terjadi tmtuk menentukan penyebab kenaikan atau penurunannya
Bukti analitis harus dilaksanakan pada awal
pemeriksaan untuk membantu
memutuskan
perkiraan-perkiraan mana yang tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut dimana
bukti dapat dikurangi, dan pada bagian mana yang harus dilakukan penyelidikan
secara lengkap.
BUKTI
DOKUMENTASI
Dokumentasi secara umum dimaksudkan sebagai
pembuktian, yaitu dokumen-dokumen dan catatan-catatan klien yang memperkuat
informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, misalnya notulen rapat dewan
komisaris, perjanjian leasing, bermacam-macam kontrak, dan rekening koran.
Dokumen-dokumen yang berasal dari pihak intern maupun pihak ekstern disimpan
dalam file klien dan akan diberikan kepada auditor atas permintaan penyelidikan
oleh auditor tersebut.
Dokumen yang berasal dari luar (ekstern)
perusahaan,antara lain formulir pesanan langganan, faktur penjualan, bukti
pajak, rekening koran, dan lain-lain. Bukti yang diperoleh dari luar ini
umumnya lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan yang berasal dari dalam
perusahaan klien Tingkat keandalan bukti ini akan lebih lagi apabila dikirim
secara langsung kepada auditor oleh pihak luar.
Dokumen yang berasal dari dalam perusahaan adalah
dokumen yang dipersiapkan dan dipergunakan dalam perusahaan klien dan disimpan
tanpa pernah diberikan kepada pihak luar. Misalnya, tembusan faktor penjualan,
laporan penerimaan barang, permintaan pembelian, bukti pengiriman barang, dan
lain-lain.
Penentuan utama apakah auditor dapat menerima
suatu dokumen sebagai bukti yang dapat diandalkan adalah apakah dokumen
tersebut berasal dari eksternal manpun internal. Bila dokumen berasal dari
internal,apakah dokumen tersebut didibuat dan diproses dalam kondisi struktur
internal control yang baik. Jika kondisi struktur internal control yang lemah,
maka dokumen tersebut tidak dapat sebagai bukti yang dapat diandalkan.
KONFIRMASI
Konfirmasi
termasuk bukti dokumentasi yang melibatkan jawaban langsung secara tertulis
oleh pihak ke tiga atas pennintaan khusus berdasarkan fakta-fakta yang
sesugguhnya. Konfirmasi yang diperoleh secara langsung oleh auditor dari pihak
ke tiga yang independen, umumnya memiliki tingkat keandalan yang lebih tinggi.
Akan tetapi biaya konfirmasi ini relatif cukup mahal dan kurang
©2004
Digitized by USU digital library 4
menyenangkan bagi pihak-pihak yang diminta. Oleh
karena itu konfirmasi ini tidak dilakukan pada setiap kesempatan.
Standar
pemeriksaan mengharuskan auditor untuk mendapatkan bukti konfirmasi terhadap
piutang dagang apabila mungkin dan masuk diakal untuk dilaksanakan (practical
and reasonable). Persyaratan ini ditekankan oleh AICPA karena piutang dagang
biasanya menyajikan saldo yang significant pada laporan keuangan, dan
konfirmasi merupakan bukti yang sangat dapat diandalkan bagi perkiraan tersebut
PERNYATAAN
TERTULIS
Pernyataan
tertulis (written representations) adalah pernyataan yang ditanda tangani oleh
orang yang bertanggung jawab dan mengetahui mengenai sesuatu hal yang perlu
ditegaskan. Jenis bukti ini dapat dibedakan dengan konfirmasi dalam hal bahwa
bukti ini dapat berasal dari dalam atau dari luar perusahaan. Selain itu bukti
ini mungkin lebih bersifat subjektif atau pendapat pribadi seseorang mengenai
sesuatu hal daripada informasi yang sebenarnya.
Auditor
diharuskan oleh GAAS untuk mendapatkan pernyataan tertulis dari manajemen untuk
memenuhi standar pekerjaan lapangan. Pernyataan ini dapat mengungkapkan
informasi yang tidak ditunjukkan dalam catatan akuntansi, seperti adanya
ketidakpastian (contingencies) yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
BUKTI
MATEMATIS
Bukti
matematis berasal dari penghitungan kembali yang dilakukan oleh auditor dan
membandingkannya dengan hasil perhitungan yang dibuat oleh klien. Pengecekan
kembali ini dimaksudkan untuk menguji ketelitian klien dalam perhitungan
matematis. Bukti matematis yang berasal dari auditor dapat diandalkan, biayanya
relatif lebih murah, dan dapat dijadikan dasar bagi auditor dalam mengambil
kesimpulan tentang penegasan mengenai penilaian ataupun pengalokasian.
BUKTI
LISAN
Selama pemeriksaan, auditor menerima jawaban
untuk berbagai pertanyaan yang dikemukannya kepada standard pegawai klien.
Bukti lisan ini tidak dapat sangat diandalkan dengan sendirinya. Nilainya
banyak tergantung kepada pengarahan anditor dalam mendapatkan bukti-bukti
tersebut. Apabila bukti lisan memegang peranan penting dalam keputusan, sumber,
sifat, dan tanggal diperolehnya bukti tersebut harus didokumentasikan pada
kertas kerja auditor. Jika diperoleh dari pihak manajemen, auditor dapat
meminta bukti lisan tersebut diperkuat dalam tulisan berupa surat pernyataan
manajemen.
BUKTI
FISIK
Bukti diperoleh dari pemeriksaan fisik atan
penyelidikan terhadap aktiva yang berwujud. Bukti ini Bering dikaitkan dengan
persediaan dan kas, tetapi juga dapat dilakukan untuk pemeriksaan surat-surat
berharga, wesel tagih dan aktiva berwujud lainnya. Misalnya, auditor akan
memperoleh informasi langsung mengenai keberadaan penerimaan kas yang belum
didepositokan, persediaan, dan unsur-unsur aktiva tetap dengan cara pengujian
dan pemeriksaan. Bukti fisik dapat juga membantu dalam menentukan kualitas atau
kondisi aktiva yang berhubungan dengan penegasan penilaian atan pengalokasian.
BUKTI
ELEKTRONIK
Istilah ini dimaksudkan untuk informasi yang
dihasilkan oleh alat elektronik yang digunakan oleh auditor sebagai dasar
memberikan pendapat tentang penegasan. Dalam istilah ini termasuk antara lain
penggunaan komputer, scannner, sensors, magnetic media, dan alat-alat
elektronik lainnya yang berkaitan dengan penciptaan, manipulasi, transmisi dan
penerimaan data
©2004
Digitized by USU digital library 5
elektronis. Walaupun
akhir-akhir ini sistem pemerosesan data elektronik telah secara luas digunakan
dalam akuntansi, auditor tetap mempercayakan sebagian besar kemampuan sistem
menghasilkan bukti dalam format tradisional seperti dokumen cetak, jurnal, buku
besar dan laporan lain yang dihasilkan oleh komputer.
E. PROSEDUR PEMERIKSAAN
Prosedur pemeriksaan merupakan tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh auditor dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti
pemeriksaan.
Ada
beberapa jenis prosedur pemeriksaan, antara lain:
-
Analitical Procedures - Tracing
-
Inspecting - Vouching
-
Confinning - Observing
-
Inquiring - Reperfonning
-
Counting - Computer-assisted audit techniques.
ANALYTICAL PROCEDURES
Analytical procedur terdiri dari studi dan
perbandingan hubungan-hubungan antara data. Prosedur ini termasuk
perhitungan-perhitungan dan penggunaan ratio sederhana, analisa vertikal atau
item-item yang sejenis, perbandingan jumlah dengan data historis stau budget.
Analytical procedures ini akan menghasilkan bukti analitis.
INSPECTING
Inspecting melibatkan penelitian secara cermat
terhadap dokumen dan catatan-catatan, serta pemeriksaan fisik terhadap
sumber-sumber yang berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam
pemeriksaan. Penyelidikan terhadap dokumen menyediakan suatu alat untuk
mengevaluasi bukti dokumentasi. Jadi melalui inspeksi ini auditor dapat
menaksir keaslian dokumen, atau mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang
mungkin dilakukan.
CONFIRMING
Confirming adalah bentuk penyelidikan yang
memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak luar yang
independen. Dalam kasus ,yang biasa, klien membuat permohonan kepada pihak luar
secara tertulis, tetapi untuk tujuan pengawasan, jawabannya dikirim langsung
kepada auditor. Prosedur pemeriksaan ini menghasilkan bukti konfirmasi.
INQUIRING
Inquiring melibatkan pertanyaan baik lisan maupun
tulisan oleh auditor. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat dibuat secara intern
kepada manajemen atau pegawai klien, seperti pertanyaan tentang persediaan yang
usang atau kemungkinan dapat ditagihnya piutang, atau secara eksternal
menanyakan kepada pengacara yang berkaitan dengan kemungkinan hasil perkara.
Pertanyaan ini menghasilkan baik bukti lisan maupun tulisan.
COUNTING
Dua
penggunaan yang paling umum dalam counting (perhitungan) adalah, (1)
perhitungan fisik aktiva berwujud seperti jumlah kas atau persediaan yang ada
di perusahaan, dan (2) perhitungan untuk dokumen yang diberi nomor sebelumnya
Yang pertama menyediakan alat untuk menilai bukti fisik dari jumlah yang ada.
Yang kedua bisa ditinjau sebagai penyediaan alat untuk mengevaluasi bukti
dokumentasi dari kelengkapan catatan akuntansi.
©2004
Digitized by USU digital library 6
TRACING
Dalam tracing, auditor (1) memilih dokumen yang
dibuat ketika transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa infonnasi yang terdapat
dalam dokumen itu telah dicatat secara
wajar
d.aJam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian ini adalah
dari dokumen ke catatan akuntansi. Karena prosedur ini memberi keyakinan dari
bukti asli sampai akhirnya dimasukkan ke dalam perkiraan, maka prosedur ini
terutama sangat bermanfaat untuk mendeteksi catatan akuntansi yang kerendahan.
Jadi prosedur ini penting untuk mendapatkan bukti yang berhubungan dengan
penegasan untuk kelengkapan.
Trasir
berhubungan terutama dengan bukti dokumentasi.
VOUCHING
Vouching meliputi (1) memilih catatan yang ada
pada catatan akuntansi, dan (2) memperoleh dan menyelidiki dokumen yang
mendasari catatan tersebut untuk menentukan keabsahan dan ketelitian transaksi
yang dicatat. Dengan vouching, arab pengujian berlawanan dengan tracing.
Vouching digunakan secara luas untuk mendeteksi catatan akuntansi yang
ketinggian (overstatement). Jadi, prosedur ini penting penting untuk memperoleh
bukti sehubungan dengan penegasan terhadap keberadaan atan kejadian (existence
or occurrence).
OBSERVING
Observing (pengamatan) berhubungan dengan
memperhatikan akan menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan alan proses. Kegiatan
tersebut bisa merupakan proses yang rutin dari suatu jenis transaksi seperti
penerimaan kas, untuk melihat apakah pegawai melaksanakan tugasnya sesuai
dengan kebijaksanaan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Selain itu anditor mungkin juga mengamati
ketelitian pegawai dalam pelaksanaan persediaan fisik persediaan tahunan. Jadi
dalam hal ini auditor hanya mengamati proses perhitungan fisik persediaan.
Berbeda halnya dengan inspecting, auditor melakukan inspeksi atan memeriksa
unsur-unsur persediaan tertentu untuk membuat penaksiran sendiri mengenai
kondisi persediaan tersebut.
Dari prosedur ini auditor mendapatkan sendiri
pengetahuan secara langsung mengenai kegiatan perusahaan dalam bentuk bukti
fisik
REPERFORMING
Penerapan yang paling sering dilakukan dalam
prosedur ini adalah melakukan kembali perhitungan, dan rekonsiliasi yang telah
dibuat oleh klien. Misalnya termasuk penghitungan kembali terhadap jumlah,
biaya penyusutan, bunga, dan lain sebagainya. Prosedur ini menghasilkan bukti
matematis.
COMPUTER-ASSISTED AUDU TECHNIQUES
Apabila catatan akuntansi klien menggunakan media
elektronik, auditor dapat menggunakan teknik ini untuk membantu dalam
pelaksanaan beberapa prosedur yang telah dibicarakan sebelumnya. Misalnya,
Auditor dapat menggunakan software untuk melaksanakan perhitungan dan
perbandingan yang digunakan pada prosedur analitis, memilih sampel piutang
untuk konfirmasi, melaksanakan penghitungan kembali berbagai macam perhitungan,
dll.
©2004
Digitized by USU digital library 7
F. PENUTUP
Selama melaksanakan audit, untuk memenuhi
bermacam-macam tujuan pemeriksaan, auditor banyak sekali menggunakan
prosedur-prosedur audit dan jenis-jenis bukti yang telah diuraikan pada
bagian-bagian sebelumnya. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat hubungan
antara prosedur audit, jenis-jenis bukti, dan penegasan-penegasan. Tiga
prosedur tracing, vouching, dan inspecting melibatkan penggunaan bukti
dokumentasi. Prosedur inspecting secara alternative dapat melibatkan penggunaan
bukti fisik sebagaimana halnya prosedur counting dan observing. Selain itu
inquiring dapat menghasilkan baik pernyataan tertulis maupun bukti lisan,
tergantung kepada sifat pertanyaan dan jawaban yang diberikan.
Dalam situasi tertentu, cara pelaksanaan prosedur
dapat mempengaruhi sejumlah penegasan yang berhubungan dengan bukti tersebut.
Misalnya inspeksi yang sederhana tentang fisik aktiva mungkin hanya diperoleh
bukti mengenai keberadaannya. Sebaliknya inspeksi yang dilakukan secara lengkap
dapat mengungkapkan kerusakan atau keusangan, jadi bukti tersebut juga
berhubungan dengan penilaian.
DAFTAR
PUSTAKA
Arens,
Alvin A and Loebbecke James K, Auditing an Integrated Approadl, Fifth Edition,
Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 1991.
Boynton,
William C, Kell, Walter G, Modern Auditing, John Wiley & Sons, Inc., New
York, 1995.
Ikatan
Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, STJE YKPN, 1994
©2004 Digitized by USU
digital library 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis disini