Terimakasih atas kunjungannya, semoga apa yang Anda cari dapat bermanfaat

Sabtu, 13 Oktober 2012

PRILAKU BIAYA



MAKALAH KELOMPOK
PRILAKU BIAYA


Makalah ini Disusun Sebagai Syarat untuk Memenuhi Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Dosen Pengampu : Didik Kusno Aji Nugroho, S.E.I, M.S.I.




Disusun Oleh
Kelompok IV

      Bowo Setiawan
      Soviatun Nafi’ah
      Angga Pristianasari
      Miftahul Bariyah
                                         
                                         

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO
TAHUN AJARAN 2010 – 2011



PENDAHULUAN

      Makalah ini kami susun untuk menguraikan berbagai macam sifat dan cara penetapan pola perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Pengetahuan mengenai bagaimana suatu biaya akan berubah di bawah berbagai macam pengaruh merupakan hal yang penting dalam pengambilan keputusan, estimasi biaya di masa yang akan datang, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan.
Berdasar perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariable.
Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah, terlepas dari perubahan tingkat aktifitas dalam kisaran relevan tertentu, Biaya Variabel (Variable Cost) yaitu biaya yang secara total berubah secara proporsional dengan perubahan dalam tingkat aktifitas. Suatu biaya variabel, konstan per unit, Mixed Cost atau semivariable cost yaitu biaya yang didalamnya terdiri dari elemen-elemen biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini pada umumnya terdapat dalam komponen biaya tidak langsung.













PEMBAHASAN


PERILAKU BIAYA
Berdasar perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariable.

A.    Biaya Tetap (fixed cost)

Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah, terlepas dari perubahan tingkat aktifitas dalam kisaran relevan tertentu. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan aktifitas selama periode tertentu. Sebagai contoh pajak bumi dan bangunan pabrik, gaji manajer. Biaya tetap akan terus saja dikeluarkan walaupun tingkat keluaran pabrik anjlok, biaya tetap dapat dianggap sebagai kapasitas jangka pendek.[1]

Jenis-jenis biaya tetap
a.       Commited Fixed Cost
·         Commited fixed cost sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi pokok.
·         Perilaku biaya ini merupakan semua biaya yang tetap dikeluar kan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan jangka panjangnya. Contoh : biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji karyawan utama.

b.      Descretionary  Fixed Cost
·         Yakni merupakan biaya:
a)      yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala (biasanya tahunan) yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diizinkan untuk dikeluarkan,
b)      yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan dengan keluaran (yang diukur dengan volume penjualan, jasa atau produk)
·         Contoh biaya ini adalah biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi penjualan, biaya program latihan karyawan, biaya konsultas.
·         Discretionary fixed cost dapat dihentikan sama sekali penge luarannya atas kebijakan manajemen.








 








    Volume Kegiatan

        Gambar : Biaya Tetap[2]

B.     Biaya Variabel (Variable Cost)

Yaitu biaya yang secara total berubah secara proporsional dengan perubahan dalam tingkat aktifitas. Suatu biaya variabel, konstan per unit. Biaya variabel selanjutnya dapat dikelompokkan sebagai Engineered Variable Cost dan Discretionary Variable Cost. Engineered Variable Cost atau True Variable Cost yaitu biaya yang memiliki spesifikasi hubungan fisik yang eksplisit dengan pelaksanaa suatu aktifitas. Biaya ini timbul dalam rangka aktifitas operasi normal perusahaan. Contoh konkrit untuk biaya ini adalah biaya bahan baku dan tenaga kerja yang berubah volumenya karena perekayasaan produk.

Discretionary Variable Cost atau step variable cost yaitu semacam biaya Discretionary yang memiliki pola garis variabilitas, tetapi bukan karena alasan yang sama seperti bahan langsung atau tenaga kerja langsung. Pertambahan biaya ini lebih berhubungan dengan  otorisasi manajemen dalam membelanjainya Contoh biaya ilkan.

Mixed Cost atau semivariable cost yaitu biaya yang didalamnya terdiri dari elemen-elemen biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini pada umumnya terdapat dalam komponen biaya tidak langsung. Karakteristik prilakunya tidak konstan seperti dua kelompok biaya yang diuraikan diatas. Dalam keadaan tertentu jumlah biaya semivariabel akan menjadi lebih tinggi dalam satu tingkat aktifitas, akan tetapi dalam keadaan lain bisa terjadi biayanya akan lebih rendah pada tingkat aktifitas yang sama.[3]

C.    Penentuan Pola Perilaku Biaya

Ada 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan pola perilaku suatu biaya, yaitu:
1.      Harus dipilih biaya yang akan diselidiki pola perilakunya.
Biaya ini merupakan variabel tidak bebas (dependent variable) dan biasanya dinyatakan dengan simbol y.
2.      Harus dipilih variabel bebas (independent variable)
Yaitu sesuatu yang menyebabkan biaya tersebut berfluktuasi. Secara matematis, fungsi tersebut dinyatakan,  y = f(x).
3.      Harus dipilih kisaran kegiatan yang relevan (relevant range of activity)
Dimana hubungan antara variabel bebas dan tidak bebas yang dinyatakan dalam fungsi biaya tersebut berlaku.

D.    Metode Penaksiran Fungsi Linier

Ada dua pendekatan dalam memperkirakan fungsi biaya:
a)      Pendekatan historis (historical approach)
b)      Pendekatan analitis (analytical approach)[4]

a.       Pendekatan historis (historical approach)
Berdasarkan pendekatan historikal pemisahan biaya camuran dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1.      Metode titik tertinggi-terendah (high low point method)
2.      Metode biaya bersiap (stand by cost)
3.      Metode regresi sederhana (simple regression)[5]

1)      Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method).
Contoh:
Berikut disajikan data kegiatan dan biaya reparasi & pemeliharaan pada PT Mustika tahun 2003 yakni :

Bulan Ke
Biaya Reparasi & Pemeliharaan
Jam Mesin
1
750.000
6.000
2
715.000
5.500
3
530.000
4.250
4
600.000
4.000
5
600.000
4.500
6
875.000
7.000
7
800.000
6.000
8
1.000.000
8.000
9
800.000
6.000
10
750.000
6.000
11
550.000
4.500
12
600.000
4.500

8.570.000
66.250



Bia Reparasi & Pemeliharaan pd Tingkat Kegia-
tan Tertinggi dan Terendah

Tertinggi
Terendah
Selisih
Jumlah Jam Mesin
            8.000
          4.000
           4.000
Biaya Repr & Pemelhr.
Rp. 1.000.000
Rp. 600.000
Rp. 400.000


Unsur Biaya Variabel  dalam biaya reparasi dan pemeliharaan dihitung sebagai berikut :

            Biaya variabel  = Rp. 400.000 : 4.000 = Rp. 100 per jam mesin

Perhitungan unsur biaya tetap dalam biaya reparasi dan pemeliharaan mesin disajikan sebagai berikut :


Titik Kegiatan Tertinggi
Titik Kegiatan Terendah
Biaya Reparasi & peme-
Rp. 1000.000
Rp. 600.000
liharaan mesin yg terja


di.


Rp. 100 x 8.000
  800.000

Rp. 100 x 4.000

Rp. 400.000



Biaya Reparasi & Peme
Rp.  200.000
Rp. 200.000
liharaan Tetap






Gambar 02. Perhitungan Unsur Biaya Tetap

Fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dinyatakan secara matematis, berbentuk fungsi linier yakni:
Y = 200.000 + 100x

2)      Metode Biaya Bersiap ( Standby Cost Method)

Metode ini mencoba menghitung berapa biaya yang harus tetap dikeluarkan andaikata perusahaan ditutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol.
Contoh:
Berdasarkan data di atas, misal pada tingkat reparasi dan pemeliharaan 8.000 jam mesin per bulan biaya yang dikeluar kan sebesar Rp. 1.000.000. Sedangkan menurut perhitungan, apabila perusahaan tidak berproduksi, biaya reparasi yang tetap harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 400.000

Maka penentuan biaya variable dan tetap dapat ditentukan sebagai berikut :

Biaya yang dikeluarkan pada                                      Rp. 1.000.000
tingkat 8000 jam mesin          

Biaya Tetap ( Biaya berjaga)                                       Rp.    400.000

Selisih                                                                                                  Rp.    600.000

Biaya Variabel per jam = Rp. 600.000 : 8000 = Rp. 75 per jam mesin

Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dapat dinyatakan secara matematis sbb:

                                    Y = 4.00.000 + 75 x

3)      Metode Kuadrat Terkecil ( Least Squares Method)

Dalam persamaan garis regresi  :  y = a + bx, dimana y merupakan variable tidak bebas (dependent variable), yaitu variabel yang perubahannya ditentukan oleh perubahan pada variabel x yang merupakan variabel bebas (independent variable). Variabel y menunjukkan biaya, sedangkan variabel x menunjukkan volume kegiatan.

Rumus perhitungan a dan b dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :            
b. =    n ∑(xy)  -  ∑x  ∑ y
                                                        n x2   -   (x)2

a  =     ∑y -  b(∑x) 
                                                                                    n

Bln ke
Bia Repr&Peml




    (Rp.1000)
Jam Mesin



y.
x.
xy.
x2
1
750
6000
4500000000
36000000
2
715
5500
3932500000
30250000
3
530
4000
2120000000
16000000
4
600
4000
2400000000
16000000
5
600
4500
2700000000
20250000
6
875
7000
6125000000
49000000
7
800
6000
4800000000
36000000
8
1000
8000
8000000
64000000
9
800
6000
4800000000
36000000
10
750
6000
4500000000
36000000
11
550
4500
2475000000
20250000
12
600
4500
2700000000
20250000






∑y
∑x.
∑xy.
∑x2

8570000
66000
41060500000
380000000

      b. =  12  x  41.060.500.000 – 66.000. x 8570000   =   
              12 x  380.000.000 – (66.000)2
      a. =  8.570.000 – b x 66.000 =
                             12

Jadi biaya reparasi dan pemeliharaan mesin tersebut terdiri dari

Biaya variabel    =  Rp. 115 per jam mesin  ( 0,115 x Rp.1.000)
Biaya tetap         =  Rp.  79.270 per bulan

Atau fungsi linier biaya tersebut adalah :

                           Y = 79.270 + 115x























KESIMPULAN

Pengenalan dan penggolongan perilaku biaya bermantaat untuk : perencanaan biaya, pembuatan keputusan, dan pengendalian. Berdasar perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariable.
Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah, terlepas dari perubahan tingkat aktifitas dalam kisaran relevan tertentu, Biaya Variabel (Variable Cost) Yaitu biaya yang secara total berubah secara proporsional dengan perubahan dalam tingkat aktifitas. Suatu biaya variabel, konstan per unit, Mixed Cost atau semivariable cost yaitu biaya yang didalamnya terdiri dari elemen-elemen biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini pada umumnya terdapat dalam komponen biaya tidak langsung.


















                                                DAFTAR PUSTAKA

Samryn, Akuntansi Manajerial, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001
Simamora, Henry, Akuntansi Manajemen, Jakarta: Salemba Empat, 1999
Ahmad, Kamarudin, Akuntansi Manajemen, Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Widjajatunggal, Amin, Akuntansi Biaya, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993
Siswanto, Bedjo, Akuntansi Manajemen , Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999
daryono.staff.gunadarma.ac.id/.../bab+4+-+perilaku+biaya.doc








[1] Henry Simamora, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 1999), Hlm. 133
[2] daryono.staff.gunadarma.ac.id/.../BAB+4+-+PERILAKU+BIAYA.doc
[3] Samryn, Akuntansi Manajerial, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), Hlm. 44
[4] daryono.staff.gunadarma.ac.id/.../BAB+4+-+PERILAKU+BIAYA.doc
[5] Karuddin Ahmad, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Hlm. 101