Bukti Audit
Sumber: PSA
No. 07
PENDAHULUAN
1. Standar pekerjaan lapangan ketiga
berbunyi:
"Bukti
audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan
keuangan auditan."
2. Sebagian besar pekerjaan auditor independen dalam
rangka memberikan pendapat atas
laporan keuangan terdiri dari usaha untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti
audit.[1]
Ukuran keabsahan (validity) bukti tersebut untuk
tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor independen; dalam hal ini bukti audit(audit evidence) berbeda dengan bukti hukum (legal evidence) yang diatur secara tegas oleh peraturan yang ketat. Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Relevansi, objektivitas, ketepatan waktu, dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan, seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti.
tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor independen; dalam hal ini bukti audit(audit evidence) berbeda dengan bukti hukum (legal evidence) yang diatur secara tegas oleh peraturan yang ketat. Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Relevansi, objektivitas, ketepatan waktu, dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan, seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti.
SIFAT ASERSI
3. Asersi(assertion)[2] adalah pernyataan manajemen yang
terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit
atau eksplisit serta dapat
diklasifikasikan berdasarkan penggolongan besar sebagai berikut ini:
BUKTI AUDIT 326.1
Standar
Profesional Akuntan Publik
a. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence).
b. Kelengkapan(c o mp
le teness) .
c. Hak dan kewajiban (right and obligation).
d. Penilaian( v a l u a t i o n ) atau alokasi.
e. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
4. Asersi tentang keberadaan atau
keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi
yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. Sebagai contoh, manajemen
membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah
tersedia untuk dijual. Begitu pula, manajemen membuat asersi bahwa penjualan
dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau
aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan.
5. Asersi tentang kelengkapan
berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang
seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya.
Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan
jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, manajemen
membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban entitas.
6. Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan
apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang
merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Sebagai contoh manajemen
membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha(lease) yang dikapitalisasi dineraca mencerminkan nilai
pemerolehan hak entitas atas kekayaan yang disewa-guna-usahakan(leased) dan
utang sewa guna usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban
entitas.
7. Asersi tentang penilaian atau
alokasi berhubungan dengan apakah komponen- komponen aktiva,
kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada
jumlah yang semestinya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa aktiva
tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu
secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang
semestinya. Demikian pula manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang
tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat
direalisasikan.
8. Asersi tentang penyajian dan
pengungkapan berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan
diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya. Misalnya, manajemen
membuat asersi bahwa kewajiban- kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang
jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos
luar biasa dalam laporan laba-rugi diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya.
BUKTI AUDIT
326. 2
PENGGUNAAN ASERSI DALAM MERUMUSKAN TUJUAN AUDIT DAN DALAM MERANCANG
PENGUJIAN SUBSTANTIF
9. Di dalam memperoleh bukti audit
yang mendukung asersi dalam laporan keuangan, auditor independen
merumuskan tujuan audit spesifik ditinjau dari sudut asersi tersebut. Dalam
merumuskan tujuan audit, auditor independen hendaknya mempertimbangkan kondisi
khusus entitas, termasuk sifat aktivitas ekonomi dan praktik akuntansi yang
khas dalam industrinya. Misalnya, salah satu tujuan audit yang berhubungan
dengan asersi tentang kelengkapan saldo sediaan yang dapat dirumuskan oleh
auditor bahwa kuantitas sediaan mencakup seluruh produk jadi, bahan baku, dan
bahan pembantu yang ada di tangan klien.
10. Auditor independen tidak perlu
secara satu per satu menghubungkan tujuan audit dengan prosedur audit.
Beberapa prosedur audit dapat dikaitkan dengan lebih dari satu tujuan audit. Di
lain pihak, kombinasi berbagai prosedur audit dibutuhkan untuk mencapai satu
tujuan audit. Lampiran A paragraf 25 berisi gambaran tujuan audit untuk sediaan
perusahaan manufaktur untuk setiap golongan asersi yang tercantum dalam
paragraf 03 serta contoh pengujian substantif untuk mencapai tujuan audit tersebut.
11. Dalam memilih pengujian
substantif tertentu untuk mencapai tujuan audit yang telah ditetapkan, auditor
independen mempertimbangkan, antara lain, risiko salah saji material dalam
laporan keuangan, termasuk tingkat risiko pengendalian taksiran, serta
efisiensi dan efektivitas pengujian yang diharapkan dari pengujian tersebut.
Pertimbangan auditor independen meliputi sifat dan materialitas unsur-unsur
yang diuji, jenis dan kompetensi bukti audit yang tersedia, dan sifat tujuan
audit yang hendak dicapai. Sebagai contoh, dalam merancang pengujian substantif
untuk mencapai suatu tujuan yang berhubungan dengan asersi tentang keberadaan
atau keterjadian, auditor memilih unsur yang ada dalam jumlah yang tercantum
dalam laporan keuangan dan mencari bukti audit yang relevan. Di lain pihak,
dalam merancang prosedur audit untuk mencapai suatu tujuan yang berhubungan
dengan asersi tentang kelengkapan, auditor memilih bukti audit yang menunjukkan
bahwa suatu unsur harus dimasukkan dalam jumlah yang relevan dalam laporan
keuangan dan menyelidiki apakah unsur
tersebut telah dimasukkan secara lengkap.
12. Tujuan audit spesifik yang
dirumuskan oleh auditor tidak mengalami perubahan apakah diterapkan dalam pengolahan data denganm anu al maupun
dengan komputer. Namun, metode penerapan prosedur audit untuk mengumpulkan
bukti dapat dipengaruhi oleh metode pengolahan data yang digunakan oleh klien.
Auditor dapat menggunakan prosedur auditm anu al , teknik audit berbantuan komputer(computer- assisted audit techniques), atau kombinasi kedua metode tersebut untuk
memperoleh bukti audit kompeten yang
cukup. Oleh karena pertumbuhan penggunaan komputer dan teknologi informasi yang
lain, banyak perusahaan mengolah informasi signifikan secara elektronik. Oleh karena itu, adalah sulit
atau tidak
326.3
PSA No. 07 Bukti Audit (SA Seksi 326)
[1] . Lihat
SA Seksi 319 [PSA No. 69] Pertimbangan atas Pengendalian
Intern dalam Audit Laporan Keuangan paragraf 64 s.d. 78
untuk memperoleh panduan lebih lanjut tentang bukti audit.
[2]
. Asersi( assertion ) adalah suatu deklarasi, atau suatu
rangkaian deklarasi secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas
deklarasi tersebut. Jadi, asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak
yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak
ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan dalam
laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis disini